Setelah lama tak mendengar istilah rap rock, hip metal, hip rock, dan sejenisnya sejak jaman SMA dulu, Jumat lalu (15/2), di Borneo Beerhouse, sekelompok musisi yang sempat besar dengan genre tersebut, kembali membuat sebuah acara bertajuk Rap Rock United Vol.2.
Sebagai satu dari sekian banyak angkatan 90an yang sempat terpesona sama genre ini, saya pun tertarik untuk ikut hadir di acara yang sebelumnya juga pernah dibuat di tahun 2011. Total ada 5 band yang tampil: Ballistic (side project dari Berry, vokalis Saint Loco), ragajimesin, Master Wu, Kripikpeudeus, 7 Kurcaci, dan Saint Loco.
Acara yang digelar di Borneo Beer House ini dimulai sekitar pukul 9 malam, dibuka dengan penampilan Ballistic. Band yang merupakan side project dari
Berry (Saint Loco) ini berhasil memanaskan suasana lewat penampilannya
yang enerjik. Para penonton yang mulai memadati area panggung pun makin
bersemangat buat jejingkrakan ketika ragajimesin tampil. Lewat kombinasi vokal antara Rana dan Zot, band asal Bandung ini tampil ngebawain lagu-lagu andalannya. Salah satu lagu Rage Against the Machine, Renegades of Funk, juga sempat di-cover oleh mereka. Tentunya hal ini bikin penonton bersorak sorai sambil singalong sama salah satu hits klasik itu. Master Wu
menjadi penampil ketiga. Sedikit berbeda dengan penampil sebelumnya,
band yang terakhir merilis album pada tahun 2011 ini punya gaya bermusik
yang cenderung lebih “berat”. Mereka yang kangen sama aksi mereka bisa tersenyum puas malam itu. Apalagi lagu-lagu kaya Era Kurawa dan Errata
dibawain dengan enerji yang maksimal. Gak lupa, Master Wu juga sempat
mengundang Zot untuk kembali naik ke atas panggung untuk ngebawain lagu
RATM.
Kripikpeudeus, lewat duet eksplosif antara Dave dan Fandy, berhasil tampil pol-polan. Walopun salah satu microphone mereka sempat mati, aksi mereka kali ini emang patut dikasih dua jempol naik. Tampil beda dengan membawa seorang saxophonist, band yang lagi ngegarap album Kripcoustic ini ngebuktiin kalo mereka layak disebut sebagai salah satu pentolan rap rock Indonesia. Agak bangga sekaligus kaget juga ngeliat aksi Dave yang juga merupakan salah satu dosen saya waktu masih di DKV Binus dulu.
7 Kurcaci melanjutkan tongkat estafet dengan ngebawain lagu-lagu hits-nya kaya Ini Bukan Lagu Cinta. Khusus di lagu ini, sumbangan suara dari para penonton di bagian reff bikin suasana jadi makin meriah. Pesta pun ditutup dengan penampil utama, Saint Loco. Aksi panggung band yang baru meluncurkan album Momentum di pertengahan tahun 2012 lalu, bisa menjadi pembuktian kalo Rap Rock emang blom mati. Penonton yang berteriak gembira ketika mereka naik ke atas panggung, semakin menggila ketika mereka ngebawain hits pertama, Microphone Anthem dari album debut Rock Upon A Time.
Kejutan gak berhenti di situ, seperti yang udah disebut-sebutin sama
MC, aksi Saint Loco kali ini bakalan istimewa. Yaps, gak disangka, salah
satu dedengkot scene rap lokal, Iwa K, tampil dan berduet sama mereka.
Pesta ditutup sekitar pukul 2 pagi. Raut wajah puas para penonton di akhir acara tampaknya menjadi pembuktian tentang rap rock yang sering dianggap sudah punah oleh beberapa orang. Animo serta aksi panggung para band membuat slogan“rap rock belum mati”
yang dikumandangkan penonton di penghujung acara pun menjadi terasa
lebih nyata.
Sampai jumpa di volume berikutnya, semoga dengan line up yang bertambah banyak!
(tulisan dan foto dimuat juga di Provoke-Online)
Ballistic |
ragajimesin |
Master Wu |
Kripikpeudeus |
7 Kurcaci |
Saint Loco |
No comments:
Post a Comment