Pesta audio-visual dari trio Iceland ini berhasil memikat ribuan penonton di Istora Senayan, Jumat (10/5) lalu.
Banyak hal yang terjadi sebelum tanggal 10 Mei kemarin, drama Eyang Subur, isu BBM naik, bentrokan Densus dan teroris di Bandung, sampe eksisnya ijalpostrock di dunia maya. Namun, semua hal itu terlupakan sejenak oleh para penonton di Istora berkat aksi punggawa post-rock asal Islandia.
Seperti yang sudah diduga sebelumnya, konser akbar yang dipromotori oleh Flux and Play ini menyuguhkan sebuah pertunjukan audio dan visual yang mempesona. Konser yang dimulai sekitar pukul 9 malam ini dibuka dengan kehadiran sebuah layar putih yang menyelimuti area panggung. Tata cahaya perlahan muncul menemani alunan merdu dari Yfirborð. Sontak, penonton menyambut dengan teriakan antusias. Dari balik layar, bayangan para personil terlihat samar-samar. Bersama 9 additional players-nya, mereka perlahan menghantar penonton menuju dunia khayalan.
Selesai membawakan lagu kedua, Ný Batterí, layar putih pun tersibak, menampilkan ke-12 personil. Perlahan, lighting berubah menjadi merah pekat ditemani visual sekelompok manusia yang menggunakan masker gas dalam widescreen LED raksasa yang terletak di bagian belakang panggung. Vaka pun dimainkan.
Kehadiran tata cahaya dan visual sendiri jadi aspek penting dalam konser mereka di Jakarta kemarin. Apalagi, Jónsi dkk. tidak terlalu banyak berinteraksi dengan penonton selama konser berlangsung. Tak jarang, penonton dibuat tertegun dan terpesona lewat suguhan keduanya yang secara dinamis menemani alunan lagu yang selalu berhasil membangkitkan daya imajinasi terdalam dari para pendengarnya.
Bukan cuma penonton yang terkesima malam itu, para personil pun dibuat terpukau lewat antusiasme penonton sepanjang konser. Beberapa kali, koor massal secara spontan muncul menemani iringan lagu yang tampil. Jónsi, Goggi dan Orri bahkan tersenyum lebar ketika penonton bersenandung menirukan alunan nada di penghujung lagu Festival.
Sekitar pukul 11 malam, Sigur Rós menutup penampilannya dengan dua lagu encore, Glósóli dan Popplagið. Tepuk tangan dan teriakan "We want more!" membahana menemani aksi curtain call dari para personil. Sayangnya lampu Istora perlahan mulai dinyalakan, pertanda pesta sudah selesai. Dari kerumunan berwajah puas yang berjalan keluar ruangan, muncul celetukan,"Huaa keren, kayanya gue gak bakal nonton konser dulu nih sebulan ini."
dimuat juga di Provoke! Online.
No comments:
Post a Comment