Jawaban Korea Selatan untuk film-film espionase Hollywood
Film kayanya tetap jadi salah satu media propaganda paling efektif. Di tengah panasnya hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara, industri perfilman Korsel merespon gejolak politik kedua negara tersebut lewat sebuah film espionage thriller, The Berlin File. Film arahan Seung-wan Ryoo (Arahan, Crying Fist, The City of Violence) ini sebenernya punya tema yang udah tipikal banget buat genre yang satu ini, tapi seperti biasa film-film Korsel selalu punya cara untuk meramu ulang cerita-cerita seperti ini.
The Berlin File nyeritain tentang “perang dingin” antara Korsel dan Korut, di mana beberapa negara Eropa dan Asia, kaya Israel dan Amrik turut terlibat di belakangnya. Cerita yang mengambil lokasi di Berlin ini dibuka dengan sebuah transaksi jual-beli senjata antara wakil dan perwakilan dari Eropa dan Arab yang mendadak berantakan gara-gara kehadiran pihak gak diundang. Agen hantu dari Korut Jong-Seong (Jung-woo Ha) yang juga hadir di tempat kejadian, menjadi terlibat dalam kericuhan transaksi yang sedang diintai oleh agen dari Korsel, Israel dan Amrik ini . Masalah menjadi semakin pelik karena setelah kejadian itu, Jong-Seong yang sebelumnya dianggap sebagai pahlawan republik, dicurigai sebagai pembelot.Seorang agen Korut, Dong Myung-Soo (Seung-beom Ryu), pun ditugasin ke Berlin untuk nyeledikin Jong-Seong dan istrinya, Ryoon Jung-He (Gianna Jun), seorang penerjemah untuk kedutaan besar Korut di jerman. Jung Jin-Soo (Han Suk-Kyu) yang merupakan agen rahasia Korsel menjadi ikut terlibat dalam intrik rumit ini karena hasratnya yang ingin membongkar jaringan Korea Utara di Berlin.
Puyeng baca sinopsisnya? Inilah yang ditonjolin sama The Berlin File dari adegan pembukanya. Seakan gak ngasih penonton buat napas, Seung-Wan Ryoo merajut setiap adegannya dengan tempo cepat dan serpihan informasi yang memaksa otak kita untuk bekerja cepat meramu kepingan-kepingan tersebut. Fokus cerita yang berpindah-pindah dari Jong-Seong dan Jung Jin-Soo juga bikin film ini bikin kita mesti fokus ekstra di bagian awal film. Tapi tenang aja, walaupun tema tentang politik dan intrik kadang ngebosenin, tapi kombinasi adegan-adegan aksi tingkat tinggi bikin film ini tetap terasa seru meskipun ceritanya cukup ribet. Highlight-nya tentu ada di sosok Jong-Seong yang beraksi bak superhuman kaya jagoan-jagoan action lainnya, tapi gak lupa buat dibubuhi sisi manusiawi yang bikin penonton jadi simpatik. Kalo mo dibandingin, tokoh ini mungkin adalah penggabungan antara Jason Bourne dan Rama-nya The Raid.
Sayangnya ambisi The Berlin File untuk menyajikan sebuah cerita yang dipenuhi intrik rumit ini seakan terasa nanggung ketika fokus cerita mengerucut menjadi lebih personal. Satu lagi yang cukup mengganggu adalah penokohan Gianna Jun yang terlalu 'oon' untuk sebuah film yang berisi orang-orang cerdas ini. Salah satu adegan yang cukup menyebalkan adalah ketika ia harus bersembunyi di atap yang licin menggunakan high heels, dan kalau lo menebak apa yang akan terjadi akibat kebodohan itu.. ya, lo hampir benar.
The Berlin FIle emang gak nawarin sesuatu yang baru, namun sebagai sebuah film espionase Asia, film ini berhasil ngebuktiin kalo Korsel adalah raksasa Asia yang bisa mengadaptasi berbagai ide Hollywood secara baik. Walaupun masih ada kekurangan film yang yang berhasil jadi no.1 di urutan Box Office Korsel ini masih menarik banget untuk disimak. Apalagi kalo lo pencinta film-film action thriller dengan tema politik dan konspirasi.
No comments:
Post a Comment