REVIEW: Into the Forest of Fireflies' Light (2011)





Kisah persahabatan dua dunia dari kreator Natsume Yuujinchou.



Pernah baca atau nonton Natsume Yuujinchou? Manga ini termasuk salah satu karya yang dapat sambutan lumayan meriah di Jepang. Lewat gaya ceritanya yang cenderung puitis, Yuki Midorikawa memang berhasil membuat Natsume Yuujinchou terlihat berbeda dibanding karya-karya blockbuster lainnya seperti Naruto atau One Piece.

Into the Forest of Fireflies' Light atau Hotarubi no Mori E adalah salah satu one-shot manga karangan Yuki Midorikawa yang jadi cikal bakal dari seri Natsume. Karenanya, kamu masih bakal menemukan nuansa yang serupa di anime yang satu ini. Ya, Keduanya sama-sama ngebahas tentang hubungan manusia dan hantu, dengan gaya cerita yang melankolis.

Anime pendek ini sendiri nyeritain tentang seorang anak perempuan bernama Hotaru yang hilang di tengah hutan angker. Di sana, Hotaru ditolong oleh Gin, lelaki bertopeng yang misterius. Dalam perjalanannya kembali ke luar hutan, Gin meminta Hotaru untuk tidak menyentuhnya. Sentuhannya dengan manusia biasa akan membuat tubuhnya lenyap. Sejak pertemuan itu, keduanya pun berteman hingga Hotaru tumbuh dewasa.

Mereka yang tertarik dengan kisah Natsume tentu akan familiar dengan anime yang satu ini. Into the Forest of Fireflies' Light memang terasa seperti salah satu episode-nya. Selama 44 menit, kita akan disuguhii dengan kisah minimalis dengan atmosfer yang hangat dan nostalgic

Seringkali, kisah cinta seperti ini sengaja di-setting supaya penontonnya merasa terharu dan kemudian menangis. Untungnya Into the Forest of Fireflies' Light berhasil lolos dari jebakan ini. Tanpa terburu-buru anime ini mengajak emosi penonton terhanyut di dalamnya, sebelum akhirnya dibuat menahan napas di klimaksnya yang indah. Ya, memang ada adegan klise layaknya film-film romantis biasa. Namun, semuanya terasa natural dan tidak berlebihan. 

Sayangnya gaya bercerita seperti ini berpotensi jadi membosankan. Berbeda sama manga-nya yang pendek, durasi 44 menit akan terasa begitu lama karena setting dan cerita anime ini yang cenderung sederhana dan itu-itu saja. Saya sendiri sebenarnya gak masalah karena suka dengan desain setiap adegannya yang begitu indah. Namun, tentu ini tergantung selera. Buat yang tidak suka gaya cerita seperti ini, sepertinya akan sedikit bosan di tengah-tengah cerita.

Sama halnya seperti Natsume, Into the Forest of Fireflies' Light menjadi materi pelarian saya ketika bosan dengan segala hal yang hingar bingar dan meledak-ledak. Mereka yang mengharapkan kisah bombastis yang penuh drama mungkin kecewa sama film ini. Namun, buat yang butuh ketenangan dan penghiburan, anime yang satu ini sepertinya bisa dijadikan pilihan.







No comments:

Post a Comment