Review: The Kirishima Thing ( 2013)

Melihat kehidupan sosial di lingkungan SMA lewat penuturan yang berbeda.

Pernah gak sih kamu mereka ulang semua kejadian di masa SMA lo dan menemukan kalo ternyata kehidupan SMA itu ternyata rumit? Well, itu yang saya rasakan ketika menonton film ini.

Jauh sebelum para murid-murid tersebut terjun ke kehidupan sebenarnya sebagai lulusan dari institusi pendidikan, kehidupan sosial di SMA secara spontan sudah membentuk sebuah struktur hierarki sendiri lengkap dengan berbagai peran  di dalamnya, ada yang geeks, freaks, jenius, artsy, sporty, dan lainnya. Daihachi Yoshida mencoba mengangkat hal tersebut dalam film terbarunya,  "Kirishima, bukatsu yamerutteyo" alias The Kirishima Thing.

Kirishima sendiri adalah nama salah satu murid paling top  di sebuah SMA di Jepang. Dia baru saja diangkat sebagai kapten tim voli di sekolah. Suatu hari, Kirishima menghilang dari sekolah tanpa sebab, meninggalkan semua tanggung jawab dan popularitas yang sudah diraihnya. Kejadian ini sontak membuat seisi sekolah heboh. Risa (Mizuki Yamamoto) gadis populer sekaligus pacar Kirishima merasa sakit hati karena tidak ada kabar apapun darinya, Kubo (Nobuyuki Suzuki) dari tim voli shock dan melampiaskannya kepada Fuusuke (Taiga),libero tim. Hiroki (Masashio Higashide), temannya, menjadi terpengaruh dan berpikir ulang terhadap keputusannya tidak ikut klub apa-apa sejak kepergian Kirishima.

Namun, gak semua murid merasa kehilangan. Ryoya (Ryunosuka Kamiki) dan Takefumi (Tomoya Maeno) sedang asyik-asyiknya menikmati kesuksesan akibat proyek filmnya yang lolos nominasi kompetisi film SMA se-Jepang. Walaupun gak menang, mereka berdua beranggapan bahwa hasil tersebut sudah cukup untuk membuktikan kalo mereka bisa membuat film sendiri. Sayang, sang guru pembimbing lebih suka mereka membuat sekuel dari film kompetisi tersebut.



Ide cerita seperti ini membuat The Kirishima Thing mungkin bakal terasa seperti film-film high school drama kebanyakan. Untungnya, Yoshida memilih untuk menempuh jalur berbeda dengan memakai setting sekolah untuk ngegambarin betapa berpengaruhnya status sosial dalam kehidupan ini. Seperti dunia politik, strata sosial sangat berpengaruh dalam hirarki di dalam sekolah. Seperti biasa, bintang di klub olahraga punya posisi lebih tinggi dibanding lainnya.

Penggunaan teknik penceritaan dimana beberapa kejadian diulang dalam sudut pandang berbeda menjadi suatu pilihan yang menarik karena penonton bisa menyimak berbagai pola pikir dan Kepentingan masing-masing pribadi di sana. Kirishima yang di mata sebagian besar sebagai sosok paling penting di dunia, belum tentu punya nilai yang sama bagi siswa lainnya. Bagi Ryoya dan Takefumi yang fokus dengan proyek filmnya, Kirishima mungkin gak berarti apa-apa.

Bagi yang penasaran sama sosok Kirishima, jangan banyak berharap, karena Kirishima hanya hadir lewat cerita para siswa. Sebagai sebuah sosok yang dipuja-puja oleh seisi sekolah, Kirishima yang merupakan idola adalah sosok legendaris yang menjadi panutan dan pegangan hidup bagi mereka. Lebay? Mungkin, tapi dalam kehidupan, kita membutuhkan sosok seperti itu untuk mengejar masa depannya. Lalu apa yang harus kita lakukan jika "Kirishima" kita hilang? Itu rasaya pertanyaan yang menjadi pembahasan dalam film ini.

Hiroki sendiri jadi karakter yang paling menarik bagi saya. Ia menolak untuk ikut klub apapun, walaupun sang ketua baseball selalu mengajaknya setiap hari. Walaupun begitu, Hiroki yang pendiam pelan-pelan terbawa masuk ke kategori populer berkat wajahnya yang tampan. Tapi, hilangnya Kirishima membuat ia menanyakan kembali status yang diterimanya tersebut?

Sama seperti drama jepang kebanyakan yang cenderung low-key, The Kirishima Thing berjalan cutup lambat dan mungkin terasa melelahkan.  Tapi Yoshida menyimpan klimaks yang membuat penonton merasa gak sia-sia. Walaupun solusi ceritanya gak terlalu istimewa, tapi eksekusi adegannya yang gak picisan terasa hangat bagi saya. Setidaknya, dari sekian banyak film bersetting serupa, The Kirishima Thing adalah satu dari sedikit film yang berhasil membuat saya mengenang masa-masa membingungkan di SMA dan ingin kembali lagi ke sana.


1 comment:

  1. I just watched this film and stumbled upon your blog and found it interesting :D (Read: hi!)

    ReplyDelete